Sabtu, 27 November 2010

KONSEP MENGENAI ETIKA

Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti “custom” (adat istiadat) atau kebiasaan yang baik. Hingga saat ini etika telah berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan serta menurut ruang dan waktu yang berbeda yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Hasil dari perkembangan tersebut menghasilkan 2 konsep etika sebagai berikut :
• Etika disebut juga filsafat moral merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang praktis (tindakan) manusia.
• Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
Berbicara mengenai bagaimana seharusnya manusia bertindak akan terkait dengan norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini dikarenakan semua tindakan manusia ditentukan oleh norma-norma tersebut. Adapun norma-norma yang berlaku di masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Norma Hukum →berasal dari hukum dan perundang-undangan
2. Norma Agama → berasal dari agama
3. Norma Moral → berasal dari suara batin atau berasal dari etika
4. Norma Sopan Santun → berasal dari kehidupan sehari-hari.
Pengertian Etika Menurut Beberapa Tokoh dan Literatur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Menurut Maryani & Ludigdo (2001) Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
Konsep dasar etika menurut Bertens (2002) ialah ilmu yang mempelajari tentang tinkah laku manusia serta azaz-azaz akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain.


Teori-teori etika :
1. Utilitarianisme
Menyatakan bahwa suatu tindakan dianggap baik bila tindakan ini meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam teori ini labih kepada memaksimalkan derajat masyarakat secara keseluruhan. Dalam implementasinya tergantung pada pengetahuan masyarakat itu sendiri mengenai hal yang dapat memberikan kebaikan besar.
2. Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Benefit Analysis)
Pada dasarnya teori ini merupakan salah satu penerapan dari utilitarianisme. Dalam teori ini biaya suatu proyek dinilai, demikian juga keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan keuntungan terhadap biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan. Namun dalam penerapannya bukan hanya hal materi saja yang diperhitungkan melainkan hal-hal lahir juga perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan.
3. Etika Kewajiban dan Etika Hak
Etika Kewajiban (Duty Ethics) → menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan tanpa memperdulikan apakan tindakan ini adalah tindakan rerbaik.
Etika Hak (Right-Ethics)→ menekankan bahwa kita semua memiliki hak moral, dan semua tindakan yang melnggar hak ini tidak dapat diterima secara etika.
Pada dasarnya kedua konsep etika tersebut memliki tujuan akhir yang sama yaitu; individu harus dihormati, dan tindakan dianggap etis apabila hal itu mempertahankan rasa hormat kita pada orang lain. Kelemahannya adalah terlalu bersifat individu dan dalam penerapannya sering terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.
4. Etika Moralitas
Dalam teori ini, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan tersebut mendukung prilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral bersifat pribadi, namun bekaitan erat dengan moral bisnis. Jika prilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka prilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.

Fungsi Etika :
a. Sebagai sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang membingungkan.
b. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
c. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika:
a. Kebutuhan Individu
b. Tidak Ada Pedoman
c. Perilaku dan Kebiasaan Individu yang Terakumulasi dan Tidak Dikoreksi
d. Lingkungan yang Tidak Etis
Sanksi Pelanggaran Etika
 Sanksi Sosial → skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat dimaafkan
 Sanksi Hukum → skala besar, merugikan hak pihak lain.
Jenis-Jenis Etika
a. Etika Filosofis
Secara harfiah dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berfikir yang dilakukan manusia. Dua sifat etika yang berhubungan dengan filsafat yaitu:
- Non-empiris. Filsafat digoongkan sebagai ilmu non-empiris.
- Praktis cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”.
b. Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum. Etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis.

Etika dan Etiket
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai ethics dan etiquette. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:
• Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia.
• Kedua-duanya mengatur perilaku menusia secara normatif artinya member norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukan.
Perbedaan antara Etika dengan etiket iyalah:
a. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Sedangkan etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika member norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dialakukan atau tidak boleh dilakukan.
b. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Sedangkan etika berlaku walaupun tidak ada orang lain.
c. Etiket bersifat relatif sedangkan etika jauh lebih absolute.
d. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam.
Sumber :
http://devin27.wordpress.com/2010/01/04/etika-profesi-akuntansi/
http://adityaanggar.wordpress.com/2008/10/26/konsep-etika/
http://www.elrizky.net/artikel.php?opt=1&id=67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar